Mall Berpotensi Masuk di Kabupaten Dan Daerah

Pertumbuhan pusat perbelanjaan atau mall di Indonesia tengah melambat.

Sekjen Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, mengatakan hal ini sejalan dengan melambatnya bisnis properti dalam beberapa tahun terakhir.

Selain itu, perubahan gaya belanja pelanggan, khususnya generasi muda turut mempengaruhi kunjungan di beberapa mall yang sudah ada.
Menurut Alphonzus, ada 3 faktor utama yang berpengaruh yakni developer, retailer dan konsumen.

Dia meyakini hingga tahun depan belum ada penambahan mall baru di kota-kota besar karena industri properti belum tumbuh secepat beberapa tahun terakhir.

“Tapi di daerah justru bertumbuh. Di wilayah kabupaten justru banyak developer masuk karena tuntutan konsumennya berbeda dengan di kota-kota besar,” ujar Alphonzus.

Sementara itu, retailer yang tumbuh cepat adalah restoran dan cafe, entertainment, serta sport. Hal ini terjadi karena fungsi mall mulai bergeser, bukan hanya sekedar tempat belanja tetapi juga ruang publik, bahkan tempat kerja bagi millenial.

“Bioskop/cinema sangat pesat pertumbuhannya seperti CGV yang baru masuk dari Korea. Adapun sport tumbuh karena generasi millenial sangat sadar akan kesehatan,” jelasnya.

Arwan R

Orang Jepang Heran Dengan Bahan Bakar Ciptaan Indonesia

Biodiesel B20 di Indonesia sempat membuat para produsen otomotif khususnya dari Jepang heran. Sebab di negara lain, komposisi campuran nabati pada bahan bakar diesel hanya mentok samai B7 saja.
Sehingga, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika sangat optimis bahwa Indonesia dapat melangkah lebih jauh dan bahkan menjadi trendsetter dunia dalam pemanfaatan Biodiesel.
“Indonesia merupakan negara pertama di dunia yang memiliki B20. Di luar negeri mentok itu sampai B7 saja. Hal ini karena kita memiliki minyak sawit (Crude Palm Oil atau CPO) yang melimpah sehingga harus dimanfaatkan.

Arwan R

Tangan Berkeringat Saat Gugup, Mengapa?

Mungkin Anda pernah bertanya, mengapa tangan berkeringat saat kita gugup? Tak usah khawatir akan hal tersebut, menurut ahli itu adalah hal yang wajar. Tangan berkeringat saat gugup merupakan respons normal saat menghadapi situasi menegangkan. Namun, apakah sains di balik fenomena ini dan bagaimana memecahkan masalah tersebut?

Sebelumnya, mari kita memahami bahwa keringat berguna untuk mendinginkan suhu tubuh, misalnya kita berkeringat karena olahraga atau cuaca yang sangat panas. Selain untuk mendinginkan tubuh, keringat juga muncul sebagai respons “melawan” situasi menegangkan. ” Otak kita tak bisa membedakan antara stres karena dikejar harimau atau melakukan presentasi di depan bos. Tubuh merespon kedua hal itu dengan cara yang sama, dan inilah yang menyebabkan berkeringat,” ujar Darria Long Gillespie seorang asisten profesor klinis di Fakultas Kedokteran Universitas Tennessee dilansir The Huffington Post (13/11/2018). Sementara itu, ahli dermatolog di Stanford Health Care Marlyanne Pol-Rodriguez mengatakan bahwa keringat dapat dirangsang oleh sistem saraf simpatetik. Sistem saraf ini bertanggung jawab atas respons fight or flight yang membantu kita lebih efektif saat tertekan. Kenapa keringat muncul di tangan saat gugup? Jawaban dari pertanyaan ini berkaitan dengan zaman prasejarah. Orang-orang prasejarah terkonsentrasi dengan keringat karena kelembaban pada telapak tangan dianggap dapat meningkatkan cengkeraman. Pol-Rodriguez berkata, dalam situasi gugup atau stres keringat akan lebih sering muncul di tangan karena di sana ada lebih banyak  konsentrasi kelenjar keringat dibanding yang ada di telapak kaki, beberapa bagian wajah, atau ketiak. Apa yang memicu? Pol-Rodriguez mengatakan, telapak tangan yang berkeringat adalah respons emosional yang dipicu rasa takut atau cemas. “Berkeringat cenderung dikendalikan oleh hipotalamus di otak. Ia menandakan dan menerjemahkan emosi ke dalam peningkatan keringat,” kata dia. Selain dipengaruhi emosi, ahli jantung asal Florida Selatan Adam Splaver mengatakan bahwa makanan tertentu juga bisa menjadi katalisator tangan berkeringat, misalnya makanan pedas, merokok, dan mengonsumsi kafein. Bagaimana cara mengatasinya? Mengendalikan stres atau rasa gugup yang menjadi penyebab telapak tangan berkeringat mungkin sulit dilakukan. Namun ada beberapa tips yang diberikan Timothy Mynes, direktur medis di MedExpress AS untuk mengatasinya. Simak beberapa tips berikut: 1. Ambil napas panjang Jika Anda tahu akan menghadapi hari yang sangat menegangkan, mulailah mengambil napas panjang dan dalam/ “Kedengarannya sederhana, tapi mengambil napas dalam dan menahannya selama beberapa detik akan sangat membantu mengalikan pikiran dari apapun yang mengganggu Anda,” kata dia. 2. Bawa sedikit tepung di dalam tas Bekal tepung yang Anda bawa dari rumah itu dapat diaplikasikan ke telapak tangan sebelum situasi stres datang. “Tepung dapat membantu menyerap kelebihan kelembaban dalam keadaan darurat,” ujarnya.

Perlu dicatat, mengeluarkan keringat saat gugup adalah sesuatu yang normal. Namun kalau Anda merasa hal ini sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, silakan konsultasikan pada ahli medis. “Mungkin Anda mengalami hiperhidrosis palmaris atau kondisi keringat berlebih. Jika ini yang Anda alami, ada perawatan medis yang bisa membantu mengatasinya,” ujar Mynes.

Sumber : The Huffington Post

Arwan R

Antara Manusia Dan Alam

alam-dan-manusia-1

Belum lama ini, para ilmuwan dari University of Queensland melakukan pemetaan sisa alam liar di dunia. Profesor James Watson, salah satu peneliti, mengatakan bahwa ia khawatir dengan hasilnya. Pasalnya, studi tersebut mengungkapkan bahwa wilayah alam liar di bumi semakin berkurang.

“Satu abad yang lalu, hanya 15 persen permukaan bumi yang digunakan oleh manusia untuk bercocok tanam dan memelihara ternak. Namun kini, jumlahnya jauh meningkat” papar James.

Lebih dari 77 persen daratan (belum termasuk Antartika) dan 87 persen lautan, tidak lepas dari aktivitas manusia.

Meskipun tampaknya sulit dipercaya, tetapi antara 1993 hingga 2009, wilayah alam liar–yang lebih besar dari India atau sekitar 3,3 juta kilometer persegi–telah menghilang. Ini disebabkan adanya perluasan lahan untuk permukiman, pertanian, pertambangan dan lainnya.

Kemudian, satu-satunya lautan yang bebas dari aktivitas industri dan polusi hanya terbatas pada wilayah kutub saja.

Kebijakan internasional

Menurut James R Allan, peneliti dari University of Queensland, alam liar yang tersisa di dunia saat ini, hanya dapat dilindungi melalui kebijakan internasional.

“Beberapa kawasan alam liar dilindungi oleh undang-undang nasional. Namun, di sebagian besar negara, area tersebut tidak didefinisikan secara formal, dipetakan atau dilindungi,” ucap Allan.

Selain itu, tidak ada yang menjamin bahwa sebuah bangsa, industri atau masyarakat, dapat memperhitungkan konservasi jangka panjang.

“Untuk itu, kami membutuhkan kebijakan global untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan menghindari perubahan iklim yang berbahaya demi mencapai pembangunan berkelanjutan,” ucap Allan.

Salah satu intervensi jelas yang bisa diprioritaskan oleh negara-negara di dunia adalah membangun kawasan lindung–memperlambat dampak industri pada lanskap atau laut yang lebih besar.

“Kita telah kehilangan begitu banyak. Oleh sebab itu, kita harus segera mengamankan alam liar yang tersisa sebelum ia menghilang selamanya,” pungkas Allan.
Source : National Geographic Indonesia
Arwan R

Pilih Plastik Atau Bumi?

Sedotan plastik yang menjadi barang sekali pakai termasuk penyumbang sampah plastik terbesar di dunia

 

Pilih Plastik Atau Bumi?

Topik sampah plastik semakin marak menjadi perbincangan masyarakat dan berbagai lembaga terkait. Perilaku penggunaan produk plastik sekali pakai berimbas pada pencemaran lautan.

Jenna R. Jambeck, seorang ahli lingkungan, mengatakan bahwa Indonesia berada pada posisi kedua dunia sebagai negara penyumbang sampah plastik ke lautan.

Setiap tahun, sebanyak 1,29 juta metrik ton sampah plastik Indonesia berakhir di lautan. Tidak terbayang seperti apa? Bayangkan saja 215 ribu ekor gajah Afrika Jantan dewasa dengan bobot masing-masing seberat 6 ton.

Salah satu produk plastik sekali pakai yang menyumbang polusi laut ini adalah sedotan plastik sekali pakai. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Divers Clean Action, kelompok pemerhati lingkungan khususnya laut, pemakaian sedotan di Indonesia mencapai 93.244.847 batang setiap harinya.

Bila 93.244.847 batang sedotan plastik sekali pakai ini direntangkan, maka panjang yang dihasilkan adalah 16.784 km atau sama dengan jarak tempuh Jakarta menuju Meksiko.

Kemudian bila penggunaan sedotan ini dihitung dalam satu minggu, maka panjang keseluruhan sedotan ini adalah 117.449 km, dan dapat menjadi “sabuk” bagi Bumi. Bahkan sabuk ini dapat tiga kali melilit mengitari Bumi. Jarak satu kali keliling Bumi adalah 40.075.

Kemudahan dalam mendapatkan plastik sedotan sekali pakai dinilai menjadi penyebab banyaknya sedotan plastik mengotori Bumi. Karena mudah didapatkan, maka dengan mudah pula kita membuangnya.

Kota Balikpapan adalah salah satu dari beberapa kota yang sudah menggerakkan warganya untuk diet plastik. Dengan dikeluarkannya peraturan walikota yang membatasi ritel untuk menggu akan plastik sebagai pembungkus belanjaan.

Jadi jika kalian ke Balikpapan jangan kaget jika kalian belanja banyak dan tidak diberi kantong plastik. Siap-siap dari rumah untuk membawa kantong belanja.

Arwan R

Tips Sehat Dari Berbagai Belahan Dunia

Sehat
Pola hidup sehat adalah dambaan setiap manusia

 

 

Pola hidup sehat adalah dambaan semua manusia agar terhindar dari sakit dan menjaga badan agar tetap bugar dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Berikut ini adalah tips agar badan tetap sehat dan bugar yang dikutip dari berbagai penduduk di belahan dunia.

1. Air
Para wanita Meksiko yang ingin hidup sehat kini punya kebiasaan membuat air segar atau aguas frescas, untuk memastikan mereka selalu cukup air.

Sebenarnya aguas frescas juga dijual di toko, tapi biasanya mengandung banyak gula. Padahal minuman ini bisa dibuat sendiri di rumah dengan cara menambahkan irisan buah segar, sayuran, atau remah, ke dalam air.  “Rasa yang paling populer adalah mentimun, lemon, hibiscus, dan kelapa,” kata Yvonne Trevino Hayek, ahli nutrisi dan pelari dari Meksiko.

2. Sayuran
Menurut orang Indonesia, terutama yang tinggal di pegunungan dan daerah yang banyak lahan perkebunan atau persawahan, banyak mengkonsumsi sayuran segar dapat membuat badan selalu bugar dan terhindar dari penyakit berat. Perempuan-perempuan yang tinggal di daerah Jawa Barat kebanyakan memiliki kulit yang bersih dan badan yang cenderung langsing dikarenakan banyak mengkomsumsi sayur-sayuran, kebanyakan dikonsumsi secara mentah sebagai lalapan, atau dimasak setengah matang. Hal itu bisa dibuktikan karena sayuran memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan berkurang banyak jika dimasak terlalu matang atau kelamaan. Namun negara dengan konsumsi sayuran paling tinggi di dunia justru ada di Yunani. Menu utama dalam kuliner mereka adalah sayuran. Ini berarti, porsi terbanyak dalam piring adalah sayuran, bukan karbohidrat atau protein.

3. Bersepeda
Orang-orang Belanda selalu mengandalkan sepeda dalam keseharian mereka. Bukan hanya saat santai di akhir pekan atau menemani anak, tapi juga untuk bepergian ke satu tempat. Tak heran jika angka obesitas di negara ini lebih rendah dibanding negara Eropa lainnya. Bersepeda untuk mencapai tujuan yang cukup jauh seperti di Jakarta atau daerah seperti Balikpapan yang jalanannya banyak tanjakan gunung, mungkin menjadi tantangan tersendiri. Namun Anda bisa menggantinya dengan berjalan kaki. Kalau yang tadinya kita terbiasa untuk naik kendaraan untuk jarak yang tak terlalu jauh, mulailah menggantinya dengan berjalan kaki.

4. Pijat secara teratur
Biasanya kita melakukan pijat saat sedang pegal atau cidera ringan. Namun orang Thailand percaya, melakukan pijat secara teratur, meski dalam kondisi sehat, bisa menjaga kesehatan, kebugaran, dan lebih langsing.

5. Bekerja untuk hidup
Keseimbangan adalah kata yang sedang hangat bagi wanita Australia saat ini. Mereka kini berusaha menyeimbangan kehidupan sosial dengan bekerja. Dengan kata lain, mereka bekerja untuk hidup, bukan hidup untuk bekerja. Di waktu luang, mereka berusaha menghabiskan waktu berlibur dengan keluarga dan teman.

 

Arwan R