Pertumbuhan pusat perbelanjaan atau mall di Indonesia tengah melambat.
Sekjen Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, mengatakan hal ini sejalan dengan melambatnya bisnis properti dalam beberapa tahun terakhir.
Selain itu, perubahan gaya belanja pelanggan, khususnya generasi muda turut mempengaruhi kunjungan di beberapa mall yang sudah ada.
Menurut Alphonzus, ada 3 faktor utama yang berpengaruh yakni developer, retailer dan konsumen.
Dia meyakini hingga tahun depan belum ada penambahan mall baru di kota-kota besar karena industri properti belum tumbuh secepat beberapa tahun terakhir.
“Tapi di daerah justru bertumbuh. Di wilayah kabupaten justru banyak developer masuk karena tuntutan konsumennya berbeda dengan di kota-kota besar,” ujar Alphonzus.
Sementara itu, retailer yang tumbuh cepat adalah restoran dan cafe, entertainment, serta sport. Hal ini terjadi karena fungsi mall mulai bergeser, bukan hanya sekedar tempat belanja tetapi juga ruang publik, bahkan tempat kerja bagi millenial.
“Bioskop/cinema sangat pesat pertumbuhannya seperti CGV yang baru masuk dari Korea. Adapun sport tumbuh karena generasi millenial sangat sadar akan kesehatan,” jelasnya.
Arwan R